Menjadi mahasiswa bukan berarti kamu harus menunda mimpi jadi penulis buku. Justru masa kuliah adalah waktu yang tepat untuk menulis dan menerbitkan karya sendiri. Kenapa? Karena saat mahasiswa, kamu punya akses ke banyak referensi, lingkungan akademik yang mendukung, dan pengalaman hidup yang segar untuk dituliskan. Tapi bagaimana caranya menulis buku di tengah jadwal kuliah yang padat, tugas yang menumpuk, dan organisasi yang nggak ada habisnya?
Tenang, kamu bisa mulai dari sini!
Langkah pertama adalah menentukan tujuanmu menulis buku. Apakah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman pribadi, fiksi, atau biografi inspiratif? Setelah itu, pilih jenis buku yang sesuai: buku motivasi, kumpulan esai, cerpen, novel, atau bahkan buku ajar sederhana. Jangan terlalu rumit dulu, mulailah dari yang kamu kuasai dan nikmati.
Tulislah sesuatu yang akrab dengan kehidupanmu. Misalnya:
Kisah pengalaman di organisasi kampus
Perjalanan belajar yang penuh tantangan
Kegelisahan sebagai mahasiswa di era digital
Refleksi tentang cinta, pertemanan, atau spiritualitas
Menulis dari yang kamu alami langsung membuat tulisanmu lebih jujur dan otentik — pembaca bisa merasakannya.
Kunci produktivitas menulis adalah konsistensi, bukan durasi. Sisihkan waktu 20–30 menit per hari atau 2 jam tiap akhir pekan. Jangan tunggu “mood datang”. Biasakan duduk, membuka laptop atau buku catatan, dan mulai menulis meski hanya satu paragraf.
Daripada langsung menulis dari awal sampai akhir, buat dulu kerangka atau outline isi bukumu:
Pendahuluan: mengapa kamu menulis buku ini
Bab-bab utama (buat poin-poinnya dulu)
Penutup atau refleksi
Outline ini akan membantumu tetap fokus dan tidak kehilangan arah saat menulis.
Kamu bisa menyulap tugas kuliahmu jadi bagian dari buku. Misalnya:
Esai bisa dikembangkan jadi bab buku nonfiksi
Hasil penelitian bisa jadi buku ilmiah populer
Cerpen tugas kelas bisa jadi kumpulan cerpen
Dengan begitu, kamu tak merasa seperti menulis dua hal yang berbeda.
Masalah utama mahasiswa (dan semua penulis pemula) adalah terlalu banyak mengkritik diri sendiri saat menulis. Akhirnya, tidak pernah selesai. Padahal, tulisan pertama memang bukan untuk sempurna. Fokuslah untuk menyelesaikan, bukan menyempurnakan.
Setelah naskah selesai, barulah kamu bisa menyunting atau meminta teman membaca dan memberi masukan.
Gabunglah dengan komunitas menulis di kampus, UKM literasi, atau forum diskusi online. Di sana kamu bisa mendapat motivasi, masukan, dan semangat untuk terus menulis. Beberapa kampus bahkan punya penerbitan internal yang bisa menerbitkan bukumu.
Setelah naskah selesai dan kamu puas dengan hasil revisinya, jangan ragu untuk menerbitkan. Kamu bisa memilih:
Penerbit indie (banyak yang ramah mahasiswa)
Self-publishing (dengan platform seperti Google Play Books, Gramedia Digital, dll)
Cetak terbatas (untuk koleksi pribadi atau dijual ke teman kampus)
Terbitkan bukumu sebagai bukti nyata bahwa kamu bisa.
Percayalah, memiliki buku saat masih kuliah adalah nilai lebih yang sangat berharga. Bisa jadi portofolio saat melamar kerja, bukti dedikasi untuk dunia literasi, bahkan pembuka jalan untuk jadi pembicara atau content creator.
Kalau kamu punya ide, punya semangat, dan bisa menulis, apa yang kamu tunggu? Hubungi Penerbit Narakarya sekarang juga 089512398280